Oleh : Sudiarto Pandis, S.Pd
Suasana ramadhan puasa ke 15 pagi itu tepat jam 10.00 kami bertiga ketua PGRI Banggai Laut Bapak Kasim A Sulani, S.Pd dan Seekretaris PGRI Bapak Herson Tinliu, S.Th memasuki ruang kepala dinas Dikpora Banggai Laut untuk menyampaikan salah satu permasalahan yang dihadapi guru terkait pembelajaran home stay yang belakangan menjadi dilema para teman-teman guru. Yang akan berimbas pada pola pembelajaran mengingat tentang beredarnya pemberihuan tentang penyebaran covid-19 di darah kabupaten tetangah kabupaten Banggai Kepulauan yang telah tekonfirmasi fositif warganya inilah yang menjadi dasar dari pengurus PGRI kabupaten Banggai Laut untuk melakukan penyampaiyan kepada pengambil kebijakan, pertemuan hangat pun dilakukan dengan terjadi dikusi yang bermuara pada dinas akan mempelajari dahulu tentang permohonan tersebut.
Dalam diskusi tersebut kepala dinas dikpora Bapak Ramlan H. Sudding, SH
banyak memberikan masukan kepada para guru untuk tetap pokus pada permasalahan
penaganan dan bagaimana cara memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 dengan
tetap melaksanakan bimbingan belajar baik berupa daring atau luring inilah yang
menjadi pokus kita dalam menangai permasalahan yang terjadi kita bisa
melaksanakan daring namun lagi-lagi kendalanya adalah jaringan yang belum ada
di sebagian besar daerah kita yang kemudian dilaksanakan maka sekolah – sekolah
yang tidak dapat jaringan pasti tidak bisa ikut nah inilah yang harus kita
pikikirkan. Pelarangan pegawai mudik pun
disampaikan yang sangat berat sapai pada pemecatan ungkap kadis.
Masih menyangkut tentang
pembelajaran yang sangat di harapkan adalah bagaimana para siswa itu dapat
memiliki ketrampilan kecakapan hidup serta memahami dan mengetahui dampak dari
covid-19, kata kepala dinas, persoalan pembelajaran yang telah di rancang oleh
dinas adalah memberikan ruang kepada guru untuk berinovasi dalam pembelajaran
ini tetapi kita guru jangan terjebak dalam penuntasan materi ajar pemenuhan
kurikulum, inilah yang mestinyan kita pahami sebagai guru. Kita tidak ingin
berlama – lama dalam suasan yang penuh kewaspadaan terhadap penyebaran covid-19
memutus matarantai serta menjaga jarak pelarangan
berkumpul-kumpul yang melibatkan banyak orang pun telah dilarang.
Pembelajaran ditengah covid-19 mestinya kita tidak bisa menyerah walaupun
menurut para pemerhati pendidikan bahwa pendidikan kita kecolongan kebablasan
atau tidak siap dalam menghadapi situasi darurat, sekolahan, guru, siswa dan
orang tua tidak harus panik memikirkan bagaimana keberlangsungan pendidikan.
Mestinya kita telah memiliki perangkat tangul yang dapat membendung arus
pembelajaran dengan berbagi inovasi ungulan bagi setiap guru, kita tidak ingin
terisolir dari gerakan literasi, membangun paradigma belajar dalam suasana
covid-19 mestinya ini dijadikan sebagai literasi dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis kearifan lokal. Memberikan nuansa pembelajaran yang
sangat menarik dan konstruktif adalah kemampuan seorang guru dalam mendesain pembelajarn
tersebut.
Dor to dor adalah literasi kearifan lokal yang secara sengaja dilakukan
oleh guru guna memenuhi pangilan jiwa dan raga sebagai pendidik yang ditiru dan
digugu oleh peserta didik dan masyarakat sekitarnya. Peran guru sebagai agen
perubahan di tengah – tengah masyarakat yang nitrogen menjadikan guru sebagai
panutan dan pemberi contoh kebaikan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Peringatan hari pendidikan nasional 2 mei 2020 yang pelaksanaan
perayanaannya dilakukan dengan secara sederhana baik di kantor atau di sekolah
memiliki arti yang sangat dalam, belajar dari wabah vandemi covid-19 mengajarkan
kita bahwa belajar itu tidak mesti di sekolah atau ruang yang penuh marmer dan
batu pualam dan memiliki peralatan lengkap, tetapi kita di ajarkan untuk
kembali ke alam sekitar, kembali kecara kerja kita, cara memperlakukan peserta
didik yang dengan penuh asa, asi dan asuh memberikan ruang kepad peserta didik
untuk menentukan kemampuan dirinya di berbagai bidang yang di minati.
Pemberian tugas yang sangat berlebihan kepada peserta didik pada dasarnya
tidak membuat guru menang dalam mendidik, serta ketika siswa tidak mengerjakan
tugas dari guru tidak membuat guru berkecil hati. Meansed dalam memberikan
tugas pada peserta didik adalah cara guru mengukur kemampuan siswa dalam belajar
arti tanggung jawab.
Peran guru dalam garda terdepan memanusiakan munusia sejatinya sebagai
pahlawan yang berjasa dalam diri setiap insan.
Klasipikasi istilah pahlawan
“ Pahlawan Nasional, adalah pahlawan yang membelah kemerdekaan indonesia
serta berjuang dan wafat di medan perang “
“ Pahlawan Revolusi , bangsa indonesia mengenal tujuh jenderal yang meninggal akibat
kekejaman G 30 S PKI “ ketujuh jenderal itu yang dijuluki pahlawan revolusi
“ Pahlawan Kemerdekan adalah para tokoh pemerintahan yang berjasa dalam
membangun negara, serta perna ikut melakukan perlawan terhadap penjajah belanda
dan jepang.
“ Pahlawan HAM adalah orang yang berjasa dalam memperjuangkan hak-hak
asasi manusia”
“ Pahlawan Tanpa Tanda Jasa adalah mereka para guru yang mengabdi untuk
mendidik generasi bangsa menjadi generasi milenial yang berahlak mulia “.
“ Pahlawan Kemanusiaan adalah para
relawan Palang Merah Indonesia (PMI), para tenaga medis “
Inilah kisah inspiratif dari perjalan puasa ke 15 1441 H 2020 M hari ini semoga kita selalu di
berikan kekuatan amin .....
Pembelajaran ditengah pandemi terus di jalankan dengan memperhatikan
tingkat kemampuan peserta didik yang telah di modifikasi guna memenuhi
keberlanjutan pendidikan anak, strategi pembelajaran terus di kembangkan dalam
pola pembelajaran yang efektif serta menyenangkan.
SUDIARTO PANDIS, S.Pd
Keren pak
BalasHapus