BELAJAR DI ERA COROVIRUS 2019
Oleh : Sudiarto
Pandis, S.Pd
Menjadi
ASN ditahun 2009 dengan Pendidikan Diploma dua (D2) Penjaskes Universitas
Tadulako Palu pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan S1 jurusan Pendidikan
kepelatihan olahraga universitas Manado dan lulus tahun 2013. Merasakan jadi
guru sebagai honorer pada madrasah ibtidaiya negeri tanobonunungan saat ini
berubah nama menjadi MIN Banggai Laut pada tahun 2006 setelah lulus dari D2
tahun 2005. Terangkat sebagai ASN dan tugas di SDN Inpres 3 Kalumabatan
Kabupaten Banggai Kepulauan kurang lebih 2 tahun melaksanakan tugas saya mutasi
ke SDN Inpres Dodung Kec. Banggai Kabupaten Banggai Laut, merasakan perjalan
sebagai guru membuat saya berfikir jauh kedepan akan dimana masa suatu saat
akan mengalami perubahan, dimana masa itu telah memaksakan kita untuk
melepaskan diri dari yang tidak biasa menjadikan kita berusaha untuk
melasanakan tugas dan kewajiban kita sebagai pendidik tidak terkecuali saya
adalah bagian dari perubahan itu memaksa untuk bekerja dari rumah namun lain
halnya dengan yang saya rasakan maklum saya belum ada wa-fi dirumah untuk bisa
terhubung dengan internet ya harus kesekolah memaksakan diri saya juga sebagai
operato sekolah yang selalu update data siswa singkron dapodik dengan selalu
waspada sebagai mana yang telah di himbaukan oleh pemerintah dengan selalu,
mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan pola hidup sehat.
Diera
digital sekarang ini menjadikan saya terus berfikir dan merasa apakah dengan
bidang studi yang saya emban itu bisa dilakukan dengan mode daring, yang selama
ini dilakukan dengan tatap muka atau praktek langsung mengajarkan anak bagaimana
tehnik menendang bola dengan mengunakan punggung kaki, bagaimana cara mempasing
bola atas, bagaimana cara melakukan star jongkok masih banyak lagi permainan yang membutuhkan
praktek . namun itu bukan suatu penghalang untuk terus berusaha dalam
mmelaksanakan tugas sebagai guru, memang ada pembelajaran yang tidak perlu di
lapangan, namun di dalam kelas.
Pola
hidup sehat adalah materi yang saya berikan kepada siswa untuk dapat
melaksanakan dalam praktek kehidupan sehari-hari baik dirumah maupun
dilingkungan tempat tinggal masing-masing. Pembelajaran mode daring bagi saya
itu adalah pembelajarn paling tepat untuk dilaksanakan dalam suasana penyebaran
covid-19. Tentangan saya adalah tidak adanya alat komunikasi HP bagi siswa
sehingga sekolah melaksanakan pola jemput atau berkunjung dor to dor dari rumah
ke rumah dengan selalu memperhatikan jarak . kehidupan siswa saya mayoritas
berpenghasilan rendah sehingga ini yang menjadi kendala kita di dalam mengakses
atas ketertinggalan ini di bidang informatika dan komunikasih. Pendekatan
secara langsung adalah cara paling tepat bagaiman kami melakukan kunjungan
kerumah siswa . yang sangat menarik ketikan melakukan kunjungan :
Pak guru ; Assalamualaikum
Ibu
Darman ; waalaikum salam , ehh Pak guru,
mari masuk, silakan duduk pak;
Pak guru ; iya
bu;
Ibu Darman ; maaf pak darmanya tadi dari
jam 6 pagi ada jual ikan maklum pak, papanya darman kan nelayan baru papanya
juga ni sakit-sakit, ikan yang dijual itu dari kapal yang kasih ke darman karena dia bantu bongkar
ikan untuk di es (pembekuan).
Pak guru ; iya nda apa-apa bu yang jelas darman sama
keluarga ibu bapak sehat-sehat. Ini bu ada tugas nanti dibantu untuk bisa di
kerjakan biar nanti pak guru yang jemput pekerjaannya, ya bu.
Ibu Darman ; iya
pak makasih suda merepotkan bapak guru
Pak guru ; ini
suda tugas saya bu memastikan anak-anak menadapatkan bimbingan belajar baik
dari guru maupun orang tua
Pak guru ; saya
pamit ya bu, Assalamu alaikum ...
Sangat
mengharukan atas apa yang saya jumpai selama vandemi covid-19, pada saat pulang
ketemu dengan para siswaku yang sedang jualan ikan hati ini sedih melihat
mereka, sang anak pun menyapa “Assalamua alaikum pak “ waalaikum salam nak
jawabku , kumu jual ikan ‘ iya pak jawab anak ‘ kamu belajar ya , pinta saya ‘
iya pak jawab anak tersebut, anak itu pun pergi dengan menyusuri jalan yang
panjang dengan kata-kata yang keluar dari bibirnya “ikan - ikan” dengan harapan
orang-orang dapat mendengar suaranya dan memangilnya untuk membeli ikan yang
dijualnya. Ini adalah perjalan hidup para siswaku yang tinggal di pingiran
pantai kampung buton kelurahan dodung.
Lain
halnya lagi dengan para siswaku yang orang tua mereka adalah petani pada saat
vandemi covid-19 mereka pada tinggal di kebun adalah cara mengisolasi diri
secara mandiri yang jauh dari keramaian membuat kita guru tidak bisa berbuat
apa-apa dan inilah tantangan yang sangat berat dalam mengahapi keberadaan siswa
dan keluarga mereka namun ini bukan suatu keterbatasan bagi kami guru untuk
terus berusaha mencari mereka baik dipegunungan, maupun dikebun mereka, guru dengan segala kempuan yang ada dengan
cara mengirimkan tugas anak-anak ke orang lain untuk disampaikan agar tugas
dari bapak dan ibu yang dikim ini bisa dikerjakan dan jika suda selesai
tugasnya bisa di kirim langsung pada orang yang mereka kenal serta mengel
gurunya, itulah bentuk kerja keras kami sebagai guru yang serba keterbatasan
dengan alat komunukasih serta jaringan internet yang tidak mendukung.
Sebuah
inspirasi yang luar biasa bagi saya adalah kerja keras teman –teman guru SDN
Inpres Dodung yang dengan sigap mereka melakukan kunjungan tanpa merasa
terbebani luar biasa ini dilakukan demi memastikan bahwa belajar itu adalah hal
utama yang harus diberikan kepada seswa kami.
Menapaki jalanan berlumpur untuk menemui siswa mereka, adalah bentuk
kepedulian akan jeripaya guru dalam mengemban tugas yang mulia ini. Dengan
harapan segera berakhir wabah yang sangat menakutkan ini covid-19.
Suasana
mencekam membuat renungan hati menulusuri pandangan yang jauh menatap akan
kegundahan memaksa harus terus bekerja, tidak kerja makan apa, mau kerja, kerja
apa inilah yang sering terngiang-ngiang disetip sudut ruang memancarkan
kegelisan sanak saudara, tetanga, perubahan tatanan kehidupan membuat dirasakan
seantero dunia merasuki jiwa-jiwa pekerja namun apa dikata wabah telah merengut
juataan nyawa manusia apakah ini sebuah teguran ataukah ini sebuah balasan akan
apa yang suda kita lakukan yang dapat bermanfaat untuk orang lain, sebuah
pertanyaan yang harus kita renungkan untuk segerah kita berbenah diri semua
yang bernyawa pasti kembali kepada sang khalik pencipta alam semesta.
Menjadi
guru sekaligus oprator sekolah dapodik adalah sebuah tanggung jawab yang besar selain
memastikan bahwa semua siswa dapat belajar atau tidak, sebuah kesyukuran
sekolah saya memiliki tiga orang guru PJOK termasuk dengan saya inilah yang
menjadikan saya tetap tegar yang dibantu oleh dua orang teman guru PJOK untuk
bersinergi dalam melaksanakan pelayanan pembelajaran, dengan mengikuti prosedur
yang telah diberlakuakan baik daerah maupun aturan sekolah tentang tata
cara belajar kunjungan.
Belajar
mode daring dengan segala keterbatasan tidak dapat terlaksana namun sebagai
guru saya telah merasakan betapa senangnya, dapat melakun belajar online pada
tanggal 07 april 2020 PB PGRI melakukan Konprensi Kerja online via aplikasi
zoom saya telah merasakan betapa pentingnya kita memiliki perangkat yang dapat
menghubungkan dari berpagai penjuruh, sebuah paradigma baru yang mestinya terus
kita dorong pemerintah untuk dapat mendorong setiap guru untuk dapat terus
berinovasi, memang sejak sebelum virus covid-19 melanda dunia telah di
sampaikan bahwa guru tidak boleh gaptek (gagap teknologi) ini lah tantangan
kita sabagai guru untuk terus berkarya memaksakan diri untuk memnguasi IT
(teknologi dan niformasi) kita tidak bisa terjebak dalam kepakuman masa bodo
akan perkembangan tenologi guru harus bangkit dari ketidak tahuan akan
perkembangan revolusi industri saat ini kita telah memasuki erah digitalisasi industri
4.0 dimana semua telah di rancang dengan memgunakan robot, contoh kongkrit
sebelum ada aplikasi dapodik jumlah siswa dan guru dilaporkan kedinas dalam
bentuk surat namu saat ini jika ingin mengetahui berapa jumlah guru, siswa dan
sarana gedung setiap sekolah dinas tidak perlu menta kesekolah, namun cukup
buka dilaman http://dapodikdasmen.co.id kita suda dapat
mengetahui apa yang kita butuhkan apakah itu siswa, guru atau sarana dan
prasarana. Covid-19 telah menjadikan
kita utuk segerah beradaptasi untuk sebuah perubahan besar dalam paradigma
pendidikan sebagai guru dalam merancang pembelajaran baik jarak jauh maupun di
dalam kelas, yang dapat menyenangkan serta memotifasi peserta didik dalam
mengahapi hidup diera digitalisasaini siswa suda diajak untuk dapat memahami
dan mengetahui pase – pase perubahan indstrialisasi dari zaman ke zaman
percepatan informasi dan pengetahuan tentang era digitalisasi mestinya suda
ditanamkan sejak usia dini sehinga mereka tidak akan ketingalan dalam
berinteraksi baik dari sosial, ekonomi dan budaya.
Peradaban
era digital menjadikan kita lebih kuat baik dari sosial bayangkan dari daerah
satu dengan daera lain mampu saling mengel apaka itu wathsapp atau facebook,
twiter, intstagram dan lain-lain inilah jebatan penghubung silaturahmi walaupun
kita tidak ketemu secara lansung tetapi kita berkomunikasi secara langsung
apakah itu suara atau vidio coll, lewat pertemanan ini ekonomi bisa dijalankan
pertukaran informasi budaya pun dapat di ketahui.
Pernah dialog dengan kepala sekolah nama
beliau adalah ibu Honio Mahiwa, A.Ma.Pd awalnya ibu ini adalah guru PJOK yang
ketika saya masuk di sekolah ini beliau sudah jadi kepala sekolah, orangnya
menarik, inpiratif, tanggung jawab, pekerja keras dan mampu melindungi guru nya
yang lagi bermasalah baik itu urusan keluarga maupun urusan dinas. Ibu onio
panggilan akrab bagi kami guru yang punya talenta walaupun dilaihat dari
kwalifikasi akademik beliau adalah alaumni PGO poso pendidikan guru olahraga
yang kemudian mendapat beasiswa dari pemerintah melanjutkan pendidikan Diploma
dua di universitas terbuka jurusan pendidikan guru Penjaskes SD, pengembangan
pendidikan adalah misi utama beliau baik dari sisi imprastruktur berupa bangunan dan pembelajaran agar para
siswa belajar dengan nyaman apalagi sekolah kami yang jika pada musim hujan
mengalami kebanjiran kelas, kantor masuk air ini menjadi tantangan bagi beliau
untuk mengantisipasi agar ketikan beliau pensiun nanti meningalkan gedung yang
baik hal ini terbukti dangan dibangunnya enam ruang belajar baru merupakan jasa
beliau dalam mengusulkan agar di bangunkan ruang belajar baru dapat terlaksana.
Pada
suatu ketika terjadi dialog saya dengan ibu kepala sekolah kurang lebih
seminggu kemudian sekolah suda diliburkan,
jika nanti dalam mengahadpi waba virus corona ini kalau libur kita bole
kerja dirumah dengan mengunakan aplikasi vidio online,
kata
saya ; ini nanti kalau libur nanti kita boleh pake alikasi vidio ibu kepala
sekolah
kepala
sekolah ibu oni : oh iya itu pak nanti besok saya bawa leptop bapak ajarkan
saya
: iya bu itu nanti kita downlod dulu
tapi itu pake koneksi internet
Kepala Sekolah ibu oni : oh. Iya memang
sekarang ini so butuh jaringan semua yang mau kita kerjaknan tidak ada lagi
yang manual semua so online,
Saya : ibu yuni “teman sejawat
bagian TU”
Ibu yuni
: iya pak
Saya
: itu leptonya sekolah ada baik semua
Ibu yuni
: iya pak
Saya :
nanti besok kita sama-sama instal itu leptop agar semua bisa di gunakan
untuk komunikasi daring.
Ibu yuni
: iya pak semua leptop itu ada baik pak biar jaga yang sama pak gabriel
pegang masih baik pak
Saya : oke bu ...
Pembicaran pun berakhir.
Itulah
bentuk komunikasi yang dengan penuh keceriaan dan pengharapan kepada
guru-gurunya untuk lebih kreatif dalam melakukan perubahan pembelajaran yang
jika kita dalam kesulitan seperti saat ini dalam menhadapi waba virus covid-19.
Peran guru dalam vandemi saat ini memang dibutuhkan guna keberlansungan
pembelajaran bagi anak didik kita sebagai upaya dalam menuntaskan mata rantai
penyebaran virus corona adalah dengan belajar dirumah namun guru tidak boleh
putus komunikasi. Belajar online adalah solusi yang tepat namun dengan kendalah
kami di daerah perpencil tidak bole putus asa dengan keterbatasan yang akhirnya
pembelajaran tidak berjalan, upaya maksimal ditempuh dengan melakukan
pembelajaran lansung artinyan guru harus menemui siswanya guna memastikan
pembelajaran tetap berjalan. Memang ini adalah resiko bagi guru dilain sisi
demi menghindari kontak langsung namun semua itu ada batasan yang dilakukan
untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Peradaban baru telah kita temukan untuk
pendikan dalam mengapai indonesia emas cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa
dan negara ada dipundak guru yang beradab dan berkarakter untuk membimbing
putra-putri tercintah cahaya masa depan bangsa ada di tangan generasi milenial
saatnya guru pun harus milenial kita tidak boleh lagi ketinggalan informasi di
bidang pendidikan. Kata bapak yusuf kalla mantan wakil presiden :
“jika
kita tidak mulai dari sekarang, kapan lagi, kalau bukan sekarang “
Filosofi
yang sangat luar biasa ajakan kita untuk terus bekerja dan berkarya untuk
negeri ini anak didik kita menanti kita didepan kelas menunggu bukan pelajaran
apa yang akan merka terimah namun model apalagi yang akan kita dapat agar
dengan muda semua peleajaran yang disampaikan dengan cepat meraka pahami dan
mengerti sehingga ketika mereka dewasa kelak dapat memahami arti kehidupan
diluar nanti dengan kemampuan keterampilan dan skil dalam menerapkan pada
kehidupan sehari – hari, serta bermanfaat bagi orang lain.
BIO DATA
NAMA : SUDIARTO PANDIS, S.Pd
TTL : Lambako, 28 Agustus 1981
No.
HP : 0852 9830 7132
Tempat
mengajar : SDN Inpres Dodung kec. Banggai Kab. Banggai Prov. Sulteng
Blog : sudiartopandis.blogspot.com
Inspiratif. Salam kenal dari Kota Nganjuk Jawa Timur
BalasHapusSukses Pak
BalasHapusLuar biasa mantap tetap semangat pak
BalasHapusSangat menginspirais kami guru guru di kota yg fasilitasnya serba ada.
BalasHapusTidak terbayangkan bagaimana kondisi siswa di daerah bapak selama pandemi ini,,anak2 yang selalu bersemangat
BalasHapusLuar biasa mantp
BalasHapusluar biasa...semangatnya
BalasHapusMantap Pak tulisannya lanjutkan
BalasHapusluar biasa......Tetap semangat Pak.....
BalasHapus